HADIAH ULANG TAHUN UNTUK IBU


Sabtu malam kemarin ketika saya dan suami sedang dalam perjalanan pulang ke rumah, tiba-tiba suami menggenggam tangan saya, erat sekali.. kemudian dia menghela nafas panjang..


"Mami, sebenarnya beberapa hari ini, ada uang saya tabung.. untuk Ayah sama Ibu..", katanya memulai pembicaraan. Dari nada dan cara bicaranya yang hati-hati, sepertinya ada sesuatu yang 'serius' yang ingin dia sampaikan pada saya..


"Hhmm trus?" 


"Emhh, begini Mami.. Saya ndaa tau mau mulai dari mana.. Kita' ingat berapa hari lalu ndaa bisaka tidur? Itu sebenarnya saya ingaat trus Ayah.. Takutka nda bisa bahagiakan Ayah sama Ibu sementara saya ini banyaaak skaaalii kesalahan-kesalahanku sama mereka.. Jadi kepikiranka untuk umrahkan mereka Ramadhan ini.. Ndapapaji Mami?" Lanjutnya, masih dengan nada dan cara bicara yang sangaat hati-hati.


"Jadi semenjak itu, saya selalu sisihkan pemasukan tiap harinya Mami.. Saya ingaat Ippho, di setiap seminarnya dia selalu menangis kalo cerita tentang Alm. Ayahnya.. Kita' liatji toh? Setiaap akhir seminarnya dia pasti cerita itu dan dia pasti menangis.. Sekarang dia bisami jalan-jalan ke luar negeri, keliling Indonesia, tapi ndaa adami Bapaknya..


Tiap shalat di Masjid Agung selaluka ambil shaf pas di belakangnya imam, berdoaka, semoga bisaka berangkatkan Ayah Ibu umrah Ramadhan ini.. sampe menangiska.. bahkan bapak2 di sampingku itu di elus2 belakangku, dia kira kappang lagi ada masalah..


Sebenarnya mauka bilang memang sama kita', tapi ndaa sanggupka.. karna saya janji dulu kita berdua dulu yang berangkat.."


Sudah dari tadi dada saya sesak. Mau nangis, tapi saya tahan. Sampe akhirnya, begitu dia selesai cerita, langsung saya peluk, 


"Sukaka kita' yang sekarang Papi.." sambil menangis sesenggukan di dadanya. Ingatan saya membawa saya kembali ke 3 tahun yang lalu.. Ya, 3 tahun yang lalu.. 


Waktu itu itu juga sekitar akhir April.. Adegan yang sama, tapi dengan rasa dan suasana yang berbeda.. Waktu itu mungkin saya menangis karena sakit, terpuruk, dan semua yang tidak enak. Tapi malam itu, saya menangis haru, bahagia, Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah.. KuasaMu Ya Allah.. Yang Maha Membolak-balikkan hati manusia.. KuasaMu Ya Allah, yang mengganti semua kesedihan kala itu dengan rasa haru dan bahagia seperti sekarang.. 


Takbir, Tasbih, Tahmid, Shalawat, Istigfar, Allah.. Allah.. Allah sorak saya dalam hati.. Ya, saya bersorak dalam hati mengucap syukur untuk rasa yang seakan-akan menghapus semua kesedihan yang mendalam 3 tahun yang lalu..


Terima kasih Ya Allah.. Terima kasih untuk pelajaran berharga 3 tahun yang lalu.. Terima kasih untuk kebahagiaan saat ini.. 


*****


25 April 2017


Hari ini ulang tahun Ibu, Ibu mertua saya.

Sudah sejak hari minggu kami sekeluarga berangkat ke Makassar, saya, suami, Furqan, Fadel, dan Fahri. Sabtu malam dini hari, setelah mengharu-biru dalam mobil, kita putuskan untuk berangkat ke Makassar merayakan ulang tahun Ibu.


Ingin sekali saya mengabadikan dalam video momen berharga ketika suami saya menyampaikan langsung "hadiah ulang tahun" untuk Ibu tahun ini. Terlalu berharga untuk dilewatkan secara langsung. Melihat raut wajah Suami, Ibu, dan Ayah saat itu.. Saya tidak ingin melewatkannya sedetik pun..


Saya bahagia. 

Saya bangga. 


😊😊😊😊😊


Semoga Allah SWT selalu menuntun dan membimbing suamiku agar senantiasa berada di jalan yang benar.. Aamiin Aamiin Ya Allah 😇😇😇😇😇



**

Catatan:

Kita': kata ganti orang "KAMU" yang sopan

Ndapapaji: tidak apa-apa

Selaluka: saya selalu

Berdoaka: saya berdoa

Bisaka: saya bisa

Sukaka: saya suka

Kappang: mungkin



Comments

Popular posts from this blog

Sirup VS Orson

SEBAIT DOA UNTUK MEREKA, ISTRI-ISTRI YANG TERSAKITI.

KALEIDOSKOP 2016 (End)